Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki pemikiran-pemikiran yang hampir mirip namun berbeda. Perbedaan dalam pola pikir ini merupakan sebuah stigma yang berkembang dalam interaksi sosial masyarakat.
Bukan hal yang tabu ketika seseorang bisa salah paham dengan satu kalimat bahkan satu kata yang tertuliskan. Kesalahpahaman ini kemudian dinamakan Distorsi dalam berkomunikasi baik lisan ataupun tulisan. Distorsi dalam komunikasi ini disebabkan berbagai faktor seperti ras, agama, latar belakang pendidikan, keluarga, budaya, usia dan pergaulan.
Stigma negatif akan cepat berkembang ketika terjadi sebuah distorsi dalam interaksi sosial. Hal ini harus diwaspadai oleh komunikator pada saat adanya kesalahpahaman dengan cara mengelola pemikiran dan meluruskan stigma yang kurang tadi menjadi lebih baik.